![]() |
| Foto : Bersama Antara Tim Ekspedisi Patriot IPB dan Kepala Dusun Danakala serta Tokoh masyarakat |
Tim Ekspedisi Patriot dari IPB University kembali turun ke lapangan melakukan observasi di kawasan transmigrasi Tambora. Kali ini, tim menyambangi Satuan Pemukiman (SP) 4 Dusun Danakala, Desa Kawinda Toi, untuk menggali potensi tanaman jambu mete yang menjadi andalan masyarakat setempat. (30/10)
Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Muh. Faturokhman, S.Pt., M.Si., bersama anggota tim Anisa Fitri, Adila Hafizhah Batubara, dan Cempaka Chandra Kirana. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Kepala Dusun Danakala, Syafrudin, dan tokoh masyarakat Yusuf, di tengah hamparan kebun mete yang membentang luas di wilayah SP 4.
Ketua Tim, Muh. Faturokhman, menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari riset lapangan yang nantinya akan menjadi bahan laporan akhir kepada Kementerian Transmigrasi RI. Ia menegaskan, konsep agroforestri menjadi kunci penting dalam menjaga produktivitas lahan dan keberlanjutan ekonomi petani.
Kawasan SP 4 punya potensi luar biasa lewat tanaman jambu mete. Tapi karena mete termasuk tanaman tahunan, perlu ada tanaman sela seperti jagung atau kacang tanah agar lahan tetap produktif sepanjang tahun,” jelasnya.
Dari hasil observasi, hampir seluruh warga SP 4 memiliki kebun mete dengan total luas mencapai sekitar 200 hektare. Namun, persoalan modal dan pengolahan hasil masih menjadi tantangan utama yang dihadapi para petani.
Kepala Dusun Danakala, Syafrudin, berharap kehadiran tim IPB bisa membawa solusi bagi masyarakatnya.
Potensi mete di sini besar sekali, tapi masyarakat masih kesulitan modal untuk tanam sela. Kami juga ingin ada pelatihan agar mete bisa diolah jadi produk bernilai tambah,” ujarnya.
Usai berdiskusi dengan warga Danakala, tim melanjutkan kunjungan ke Desa Induk Kawinda Toi. Di sana, mereka bertemu Ketua BUMDes Randi yang memaparkan potensi ekonomi lain di wilayahnya, seperti perikanan tangkap, madu hutan alami, hingga pengembangan jagung dan mete.
![]() |
| Foto : saat melakukan observasi wawancara terhadap BUMDES Kawinda Toi |
Randi menuturkan bahwa madu hutan Kawinda Toi terkenal alami dan berkualitas tinggi, namun promosi serta pemasaran masih lemah.
Madu kami benar-benar alami, tapi belum banyak dikenal. Kami berharap riset IPB bisa bantu menemukan cara promosi dan pengembangan yang lebih baik,” tuturnya.
Kegiatan observasi ini menjadi bagian penting dari komitmen IPB University untuk menghadirkan riset yang langsung menyentuh masyarakat. Melalui pendekatan lapangan dan dialog bersama perangkat desa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan di wilayah Tambora.
Kami ingin laporan akhir nanti tidak hanya jadi dokumen penelitian, tapi benar-benar bisa membantu pemerintah melihat potensi agroforestri dan komoditas unggulan seperti mete sebagai penggerak ekonomi masyarakat,” tutupnya.
(Adv)

