Kabupaten Bima - Jurnal Expose || "Watu Sadundu" adalah salah satu dari sekian banyak destinasi wisata yang menjadi bagian dari pesona alam yang ada di kecamatan Wera Kabupaten Bima, Tepatnya di pegunungan Desa Kalajena.
Meskipun keberadaannya belum dikenal luas masyarakat tapi adanya batu susun ini menjadi bukti dan saksi perkembangan sejarah kerajaan Bima di wilayah timur.
Menurut orang tua terdahulu yang di cerita turun temurun, batu ini ada keterkaitan erat dengan kisah perjalanan Raja Bima tempo dulu
Di tempat inilah raja bersama pengikutnya duduk bersama untuk sejenak melepas lelah dalam perjalanan jauh menuju Gunung Api Sangiang.
Bercerita banyak hal sembari sang raja melingkari tempat yg menjadi cikal bakal keberadaan "Watu Sadundu" untuk menandai sebuah sumpah janji kesetiaan abdi dalem kala itu
Dengan menunjukan kesaktiannya sang raja menyusun batu dengan kekuatan kedua tangannya menjadi titah sang raja untuk doktrin pentingnya makna kebersamaan.
Satu pesannya untuk seluruh pengikutnya adalah kebersamaan itu diibaratkan kedua tangan dalam mengangkat suatu benda, jika tangan kanan tidak mampu mengangkat maka tangan kiri ikut membantu.
Memaknai nilai filosofi sejarah "Watu Sadundu" ini masyarakat sekitar berharap agar ada perhatian khusus dari pemerintah kabupaten Bima untuk dibuatkan akses jalan sehingga keberadaan "Watu Sadundu" bisa menjadi destinasi wisata sejarah dan pegunungan yang menarik. (JE-05)
![]() |
Wadu sadundu, diunggah pertama kali oleh anggota SAT POL PP Kec. Wera |
Menurut orang tua terdahulu yang di cerita turun temurun, batu ini ada keterkaitan erat dengan kisah perjalanan Raja Bima tempo dulu
Di tempat inilah raja bersama pengikutnya duduk bersama untuk sejenak melepas lelah dalam perjalanan jauh menuju Gunung Api Sangiang.
Bercerita banyak hal sembari sang raja melingkari tempat yg menjadi cikal bakal keberadaan "Watu Sadundu" untuk menandai sebuah sumpah janji kesetiaan abdi dalem kala itu
Dengan menunjukan kesaktiannya sang raja menyusun batu dengan kekuatan kedua tangannya menjadi titah sang raja untuk doktrin pentingnya makna kebersamaan.
Satu pesannya untuk seluruh pengikutnya adalah kebersamaan itu diibaratkan kedua tangan dalam mengangkat suatu benda, jika tangan kanan tidak mampu mengangkat maka tangan kiri ikut membantu.
Memaknai nilai filosofi sejarah "Watu Sadundu" ini masyarakat sekitar berharap agar ada perhatian khusus dari pemerintah kabupaten Bima untuk dibuatkan akses jalan sehingga keberadaan "Watu Sadundu" bisa menjadi destinasi wisata sejarah dan pegunungan yang menarik. (JE-05)