![]() |
Tim Ekspedisi Patriot IPB University bersama masyarakat Desa Rasabou SP 1 dalam Forum Group Discussion di Kantor Desa Rasabou, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima |
Bima, NTB - Bimakita || Tim Ekspedisi Patriot 2025 dari IPB University menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama masyarakat Desa Rasabou SP 1, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Kamis (18/9). Agenda ini bertujuan memvalidasi data lapangan sekaligus mengidentifikasi komoditas unggulan desa yang berpotensi dikembangkan.
FGD digelar setelah tim melakukan observasi lapangan selama lima hari. Rangkaian kegiatan dipimpin Koordinator Lapang, Anisa Fitri, S.Tr.Bns, bersama tiga anggota tim yakni Wilsam Akbar Rabbani, Cempaka Chandra Kirana, dan Adila Hafizhah Batubara.
Kepala Desa Rasabou, Miskan, S.Sos, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif tim peneliti dari IPB University.
“Terima kasih kepada adik-adik tim peneliti Ekspedisi Patriot dari IPB University. Semoga penelitian ini betul-betul dapat menggali potensi desa dan direkomendasikan ke Kementerian Transmigrasi,” ujarnya.
![]() |
Sesi Diskusi Tiim Ekspedisi Patriot IPB University bersama masyarakat Desa Rasabou SP 1 dalam Forum Group Discussion di Kantor Desa Rasabou, Kecamatan Tambora, Kabupaten Bima |
Koordinator Lapang, Anisa Fitri, menambahkan bahwa hasil diskusi ini akan disusun sebagai rekomendasi.
“Semoga pencarian informasi terkait komoditas unggulan di Desa Rasabou ini bermanfaat bagi masyarakat dan bisa menjadi bahan masukan untuk Kementerian Transmigrasi,” katanya.
FGD melibatkan 15 perwakilan masyarakat, termasuk tokoh adat. Diskusi berjalan aktif dengan fokus pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Perwakilan tokoh adat menegaskan pentingnya pemetaan potensi dan permasalahan di desa.
“Potensi komoditas unggulan di Rasabou sangat beragam, namun masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya. Kami berharap tim dapat memetakan potensi dan hambatan dengan tepat agar menjadi dasar kebijakan di tingkat pusat,” ungkap Heso, salah satu tokoh adat Rasabou.
Selain potensi, tim juga menemukan keterbatasan infrastruktur sebagai tantangan utama. Sistem irigasi untuk pengairan sawah belum tersedia sehingga warga hanya mengandalkan air hujan. Mata air yang ada di sekitar desa pun belum termanfaatkan secara optimal. Akses jalan menuju lahan pertanian juga masih sulit dilalui, menyulitkan petani dalam distribusi hasil panen.
Berdasarkan analisis SWOT, sejumlah komoditas dinilai prospektif dikembangkan di Desa Rasabou.
Pertanian: jagung, jambu mete, kacang tanah, padi, ubi, singkong, dan cabai.
Peternakan: sapi dan kambing.
Perikanan: sektor tangkap yang juga memiliki peluang besar meningkatkan ekonomi desa.
Kegiatan FGD ini tidak hanya menjadi ajang bertukar informasi, tetapi juga membangun kolaborasi antara akademisi dengan masyarakat desa. Hasil temuan lapangan diharapkan memperkaya data dan menjadi bahan rekomendasi untuk mendorong pembangunan ekonomi lokal Desa Rasabou secara berkelanjutan.
Sumber: Wilsam Akbar Rabbani – Mahasiswa Manajemen Agribisnis IPB University, Anggota Tim Ekspedisi Patriot 2025