Kabupaten Bima||BIMAKITA - Akibat bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Satu Atap (SMPN 4 SATAP) Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima yang mengalami kerusakan parah dan tak kunjung diperbaiki pemerintah daerah, masyarakat setempat terpaksa bergotong royong mendirikan tenda darurat sebagai tempat belajar mengajar.
Kerusakan sekolah yang sudah berlangsung cukup lama membuat ruang kelas tidak lagi layak digunakan. Atap yang bocor, dinding retak, hingga fasilitas belajar yang rusak parah mengganggu kenyamanan dan keselamatan siswa.
Prihatin dengan kondisi tersebut, warga bersama guru dan orang tua murid berinisiatif mendirikan tenda sederhana menggunakan terpal, bambu, dan kayu di sekitar halaman sekolah. Tenda itu kini menjadi ruang kelas darurat agar proses belajar tidak terhenti.
“Kami sudah lama berharap ada perhatian dari pemerintah daerah. Anak-anak tidak bisa terus belajar di tenda,” ungkap salah satu guru.
![]() |
Sejumlah warga, guru dan orang tua murid bergotong royong membangun tenda darurat dihalam SMON 4 SATAP Desa Ka'owa untuk proses belajar mengajar. |
Orang tua siswa pun menyuarakan hal senada. Mereka meminta pemerintah segera turun tangan memperbaiki bangunan sekolah agar anak-anak bisa kembali belajar di ruang kelas yang aman dan layak.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Lambitu, Ganjar, mendesak pemerintah untuk untuk segera melakukan perbaikan sekolah dan beberapa infrastruk dasar pelayanan publik di Kecamatan Lambitu.
"Kami meminta Pemda Bima untuk segera melakukan perbaikan beberapa fasilitas dasar pelayanan publik seperti SMPN 4 SATAP dan Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berada di Desa Ka,'owa Lambitu", timpanya.
Hingga kini, belum ada langkah konkret dari pemerintah daerah terkait perbaikan SM9N 4 Satap, sehingga warga berharap keluhan ini segera ditanggapi demi masa depan pendidikan anak-anak di desa tersebut.