oleh:
Wilsam Akbar Rabbani
Mahasiswa Manajemen Agribisnis 59, Tim Ekspedisi Patriot IPB University
Bima, NTB - Bimakita || Mata masih berat saat perahu nelayan kecil itu meninggalkan dermaga Tambora, Sabtu (27/9/2025) pukul 04.20 WITA. Gelap dini hari menemani perjalanan rombongan Ekspedisi Patriot Kawasan Transmigrasi Tambora yang beranggotakan mahasiswa IPB University dan Universitas Indonesia menuju Pulau Satonda. Namun, rasa kantuk seketika sirna begitu suara ombak tenang dan semilir angin laut mulai membelai wajah.
Hanya butuh sekitar setengah jam, perahu kayu itu akhirnya menepi di dermaga Satonda. Tanpa basa-basi, langkah kaki mulai menanjak, mendaki bukit kecil yang menunggu dengan kejutan di puncaknya.
![]() |
Foto : Gerbang Pintu masuk pulau Satonda |
Tepat pukul 06.05 WITA, kejutan itu hadir. Dari ketinggian bukit Satonda, matahari terbit perlahan dari balik gagahnya Gunung Tambora. Cahaya oranye keemasan memecah kabut tipis, menyingkap siluet gunung yang pernah mengguncang dunia pada abad ke-19. Panorama itu semakin lengkap dengan kehadiran danau air asin di tengah pulau—sebuah keajaiban alam yang konon lahir dari amarah letusan Tambora ratusan tahun silam.
![]() |
Foto : Dermaga Satonda |
Namun, Satonda bukan hanya cerita tentang alam. Pulau kecil ini juga menyimpan kisah budaya. Di bawah rindang pepohonan, berdiri Kalibuda—Pohon Harapan yang dianggap keramat. Batu-batu tergantung di antara dahan, masing-masing mewakili doa pengunjung: jodoh, rezeki, keturunan. Tradisi unik ini punya aturan: bila doa telah terkabul, batu itu harus diturunkan kembali.
Ada getar berbeda saat menyentuh batang Kalibuda. Seolah pohon itu bukan sekadar saksi, melainkan penjaga rahasia ratusan doa yang pernah dititipkan.
![]() |
Foto : Pohon Kalibuda yang dipenuhi oleh Batu |
Satonda, dengan segala kisahnya, bukan hanya destinasi perjalanan. Ia adalah ruang spiritual, tempat manusia menautkan harapan pada alam. Bagi rombongan ekspedisi, perjalanan ini bukan sekadar menyapa matahari, melainkan belajar menyelami makna yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Di pulau mungil ini, alam dan budaya berpadu menjadi satu. Satonda adalah petualangan yang tak hanya mengajak kaki berjalan, tetapi juga hati untuk merenung.